"Kenapa kamu
berubah?"
"Aku
tidak pernah berubah, kamu yang berubah”
Aku hanya menatapnya, tapi dia
palingkan wajahnya, "Kenapa jadi seperti ini? Kenapa harus terjadi pada
kisah kita ?" Air mata tulus mengalir perlahan, menggenang di pelupuk
mata, terjun bebas menuju pipiku. Aku
benci kondisi seperti ini. Aku benci ketika aku tiba-tiba saja menangis
meskipun aku telah lama berusaha untuk tetap terlihat kuat.
“aku
butuh bukti,bukan janji! “
Aku menarik nafas,
menenangkan diri, sesakit inikah perpisahan? Aku pasti akan sangat
merindukannya..
"Kamu yang
memaksaku berubah."
"Jadi, sampai disini?"
"mungkin ini
akhir dari cerita kita,kiranya cukup
menyedihkan mungkin :’)"
”……......"
~Berjanjilah
padaku bahwa kamu akan bahagia , meskipun kebahagiaanmu tak lagi membutuhkan
sosokku. Percuma mengharapkan kamu yang dulu kembali, kamu berubah menjadi
seseorang yang tidak lagi kukenal.Terimakasih atas kenangan manis yang telah kamu beri. Meski kamu telah
berubah,aku yakin kebaikanmu masih seperti dulu :)seburuk apa pun aku dimatamu,
kamu tetap seperti dulu di mataku. Sekeras apapun kamu membenciku, kurasa aku
tidak membencimu . Sekejam apapun kata yang kamu ucapkan padaku, aku berusaha
tidak membalas dengan kata lain yang menyakitkan.aku berharap dapat mempertahankan sosok baikmu dihatiku. Entah sampai
kapan aku bisa…