Rabu, 02 Mei 2012

~ Sepotong Episode #Mimpi Buruk~


Ya Tuhan, apa harus begini akhir kisah persahabatanku? Dia pernah menjadi orang terbaik yang aku miliki. Sudah setahun lebih aku mengenalnya dan menjadi sahabatnya. Tapi entah mengapa beberapa bulan  yang lalu begitu banyak konflik yang mendera. Memang awalnya hanya sebuah masalah sederhana, seperti saat aku mengabaikan pembicaraannya karena sibuk bercakap dengan orang lain,yang mampu membuatku mengabaikan keadaan disekelilingku.Kemudian dia marah padaku. Tapi setelah aku meminta maaf, dia memaafkanku. Tapi kejadian itu terjadi beberapa kali.
Sangat sering kami melalui masa-masa sulit saat bertengkar. Tapi pada akhirnya kami selalu berdamai,aku bersyukur dia masih memaafkanku. Aku sadar mungkin aku begitu membuatnya marah karena kejadian seperti itu. Tapi entah mengapa orang itu seperti magnet yang selalu bisa menarik besi.
Pada bulan maret 2012,mulai ada konflik serius diantara kami. Yang    menyesakan dan membuatku agak sulit bernafas,sungguh itu benar-benar terjadi padaku*satpam sekolahku aja bilang gitu kok* Ada beberapa malam yang aku lewati dengan tangisan saat aku membaca kembali pesan darinya,keadaan yang sangat tidak menyenangkan. Tapi semua berakhir dengan damai. Kami kembali tersenyum, tertawa dan tertawa (lagi). Tiada  hari tanpa menggandeng tangannya dan berjalan bersama melewati jalanan dengan tawa kegembiraan. Kami bisa tertawa sangat lepas serasa orang gila sambil berjalan tak tentu arah. Rasanya sangat menyenangkan.
Segores waktu yang merupakan awal dari cerita ini berubah,dimulai pada hari kelima di bulan selanjutnya. Saat itu aku ingin sekali berbagi cerita padanya. Tapi sepertinya dia menolak ku dengan kata-kata yang agak tidak mengenakan buatku. Lalu aku hanya iseng membuat status di twitter. Tapi dia memprotes, aku tidak tau apa maksudnya. selanjutnya adalah saat aku mention sama dia.Isinya hanya kata-kata singkat yang biasa disebut”atos”, awalnya sih aku hanya bercanda dan tertawa membalas mention dengan “atos”. Tapi entah, lama-lama aku tidak suka dengan cara seperti ini. Saat sebelum perang di twitter aku sudah sedikit kesal padanya, dan kekesalan itu semakin bertambah.
Keesokan paginya dia mengirim pesan untukku,dia mengatakan bahwa semalam ia hanya bercanda saja. Tapi sepertinya kekesalanku belum reda dan aku hanya mengabaikan pesan itu. Hari itu adalah hari libur. Keesokan paginya saat kami bertemu, saat itu aku sudah tidak kesal padanya. Tapi dia malah memalingkan pandangannya saat aku ingin menyapa. Sungguh awal yang tidak menyenagkan,dan aku kesal(sepertinya aku memang mudah kesal-_-dan boleh dibilang sangat labil). Sikap saling memalingkan pandangan itu sepertinya terus berlangsung beberapa hari kemudian. Sebenarnya aku sudah bosan seperti ini terus. Tapi ego kami menarik kami begitu kuatnya. Aku bertanya dalam hati “apakah dia benar-benar marah?terus bagaimana ini?aaa aku bosan seperti ini terus”. Rasanya sangat ingin meminta maaf padanya,tapi sikapnya membuatku mengabaikan keinginanku untuk meminta maaf. Keadaan diperparah karena banyak hari libur yang membuat kami tidak bertemu. Dan mungkin kekesalannya terus menumpuk dan terpendam dalam waktu yang cukup lama. Pada hari ke 11 aku beranikan diri untuk menyapanya(butuh waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan keberanianku). Dan dia membalas sapaanku dengan ejekan emm atau mungkin sebuah candaan?. Lalu aku bertanya pada teman yang bersamaku saat kejadian itu berlangsung . “apa itu artinya dia masih marah padaku?” tanyaku. “ah tidak, dia hanya bercanda mungkin” jawabnya. 
ooh baiklah dia hanya bercanda saja kok” aku terus mencoba meyakinkan diri bahwa dia hanya bercanda. Sepertinya setelah itu keadaanku membaik. Keadaan mulai berjalan seperti biasa,walaupun memang agak berbeda dari biasanya( dan banyak sekali hari libur,yang membuatku sulit bertemu dengannya). Bahkan dia tidak menghubungiku. “kenapa dia tidak menghubungiku seperti dulu?,apa dia sudah lupa padaku” batinku. Pada SADnight minggu ketiga(kalau aku tidak salah) , aku mencoba meminta maaf padanya. Tapi dia malah berkata “ngga usah minta maaf”, lalu aku bertanya “sekarang maumu gimana” tapi dia malah mengirimiku pesan yang sangat panjang yang memojokkanku. “ya Tuhan, apa maksudnya? Lalu apa yang dia inginkan? Tanyaku dalam hati. Seketika itu juga dada bagian kiriku sesak,sakit, kemudian ada sesuatu yang menetes dari mataku(begitu banyak) hampir semalaman benda itu tak henti-hentinya menetes dari kedua bola mataku. Malam itu juga aku tidak selera makan. Alhasil keesokan pagi saat aku berkaca, mataku begitu bengkak,mataku menjadi begitu sipit dan rasanya tidak nyaman. Tidak hanya mata, tapi perutku juga tak mau kalah. Rasa sakit menusuk perutku. yaa,maag ku kambuh lagi karena tidak makan semalaman. Aku hanya bisa mengurung diri dan tidak mampu menampakan diri pada siapapun. Pagi itu perutku sangat sangat lapar dan asam lambungku kian banyak. Tapi aku tidak bisa makan, apa yang akan orang tuaku katakan jika melihatku seperti ini?. Akhirnya aku hanya meminum air putih dan air asin yang berasal dari mata. Kemudian saat aku kembali membaca pesannya tadi malam, aku tak kuasa menahan air mataku. Aku bingung pada siapa aku harus mengadu. Sahabatku sepertinya mereka juga sedang dalam masalah, orang tuaku tidak mungkin mengerti gadis kecilnya ini,adikku apalagi.
Akhirnya aku mengadu pada Tuhan, aku selalu mendoakan dia di setiap doaku. Lalu aku lebih banyak berdzikir,entah sudah berapa biji tasbih yang aku lewati,kurasa banyak. Dan berdzikir cukup membuatku tenang. Aku terus mendekatkan diri pada Tuhan,aku bertanya tentang apa yang harus aku lakukan untuk membuat dia kembali,namun sepertinya belum ada jawaban. Aku masih sibuk mengumpulkan keberanian dan terus berdoa.(mungkin aku memang belum cukup mempunyai keberanian untuk memulai).
Beberapa hari kemudian aku memberanikan diri  mengirimi ia pesan, tapi tidak ada balasan. Aku terus menunggu,dan berharap dia membalas pesanku.dan akhirnya dia mengatakan “ maaf tadi malam aku sudah tidur”. Huft sungguh leganya. Hari itu kami mulai berkomunikasi,walaupun kurasa tidak sedekat dulu. Tapi aku mencoba meyakinkan diri bahwa ini akan baik-baik saja.
 Tapi entah mengapa, saat aku bertemu disekolah dia menjadi berbeda lagi. “Ada salah apa lagi aku ini? Apa lagi yang terjadi padanya ?” gumamku dalam hati. Sungguh mimpi buruk itu dimulai, aku tidak tahu apa sebabnya dia kembali berubah. Dia tidak menyapaku,padahal dia menyapa begitu banyak teman-temanku. Bahkan seolah-olah tidak melihatku,padahal jelas-jelas aku di dekatnya. Hmm jengkel dan sepertinya aku cemburu. Dengan sikapnya yang dingin dan sedikit jutek(menurutku),aku tidak berani menyapanya atau mengajak ia berbicara. Sangat sedih,sepertinya dada kiriku mulai sesak lagi.  Karna dia bersikap jutek, aku pun bersikap demikian padanya. Aku selalu menunggu pesan darinya, tapi tidak ada pesan darinya. Rasanya ingin menanyakan apa kabarnya,dan apa yang terjadi padanya. Tapi, belum sempat aku lakukan karna pada malam hari aku sibuk belajar karena ada beberapa ulangan.
Sungguh aku tidak mengerti apa yang telah membuatnya berubah menjadi sosok yang belum pernah aku kenal sebelumnya. Aku kehilangan sahabat terbaikku. Dia tidak memberiku penjelasan apapun. Aku tidak mengerti mengapa semua ini bisa terjadi. Kenapaaaaa? Apa mungkin aku yang terlalu bodoh? . sikapnya itu sangat menyesakkan ku, membuatku ingin bertriak aku tidak ingin bersekolah. Kau tau kenapa? Yaa,karna aku tidak mau ia terus membuatku sakit. Entah apa yang akan terjadi pada kisah kami ini. Apakah akan berakhir dengan tangis atau dengan senyuman. Tapi aku terus berharap ini hanya akan menjadi kisah pahit yang berakhir manis. Menjadi suatu pelajaran berharga dimasa yang akan datang. Dan terus berharap Tuhan akan mengabulkan doaku untuknya~
#sepotong episode yang coba aku tulis dengan mengandalkan memoriku yang mungkin pas-pasan(karena mungkin aku ini bodoh) dengan bantuan hatiku~ 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar